MEMBUATBERBAGAI PAKAIAN DI GARMENT BANDUNG PAKAIAN DI GARMENT BANDUNG. Garment bandung menjadi tempat grosir pakaian di seluruh indonesia. Pakaian saat ini menjadi sebuah kebutuhan primer sekaligus sekunder. Seragam kerja dan seragam promosi yang di buat di garment bandung bandung city west java adalah untuk perusahaan-perusahaan kecil
Prosespembuatan pabrik baju di Bandung ini memang tidak semudah yang dibayangkan. Proses pembuatan di pabrik baju ini dapat menggunakan tenaga manusia atau menggunakan tenaga mesin. Proses
Pabrikbaju Bandung adalah gudangnya produksi berbagai macam pakaian untuk dijual di toko-toko pakaian atau untuk dipesan langsung oleh konsumen yang ingin membuat baju dengan desain yang lebih khusus dan spesifikBandung memang merupakan salah satu kota di Indonesia yang industri tekstilnya berkembang cukup pesat jadi tidak heran apabila banyak
53] Toko Baju Anak di bandung jawa barat. Ke 1 Nama : Pabrik Baju Anak [palingmenarik.name] Alamat : JL. Mekar Sari 1, RT. 02 RW. 02, Babakan Sari, Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40283, Indonesia
. Nama pabrik garmen terbesar di bandung yang berkualitas tentu saja banyak dicari oleh beberapa kalangan saat ini. Hal ini dikarenakan pabrik garment sendiri merupakan salah satu tempat usaha yang melayani jasa produksi pakaian murah dan berkualitas. Bahkan tidak hanya melayani produksi pakaian dalam satu jenis saja. Akan tetapi pabrik garment ini juga bisa memproduksi aneka jenis pakaian yang lain. Misalnya saja seperti baju olahraga, jas almamater, baju polo shirt, baju raglan, jaket, hoodie dan masih banyak lagi yang lain. Sehingga saat ini untuk menemukan nama pabrik garmen terbesar di bandung ini sudah terbilang cukup mudah untuk dilakukan. Bahkan sekarang untuk pemesanan ke pabrik garmen ini dapat anda lakukan dengan dua cara. Yakni dengan cara melakukan pemesanan secara langsung atau melakukan pemesanan secara online. Jadi bagi konsumen yang tidak memiliki waktu luang sama sekali untuk pemesanan pakaian langsung. Maka melakukan pemesanan pakaian secara online ini adalah pilihan yang paling tepat. Untuk layanan online ini biasanya dapat anda akses selama 24 jam nonstop. Sehingga kapan pun dan dimana pun anda berada. Anda tetap bisa melakukan pemesanan. Selain itu dengan menggunakan layanan ini juga anda bisa lebih hemat waktu, tenaga dan juga biaya. Nama Pabrik Garmen Terbesar Di Bandung Yang Terpercaya Bisa Anda Dapatkan Di Sini Sekarang untuk mencari nama pabrik garmen terbesar di bandung memang terbilang mudah untuk anda lakukan. Karena anda dapat mencari layanan ini di internet, teman, kerabat ataupun koneksi. Namun jika anda ingin mendapatkan cara yang lebih mudah. Maka menggunakan internet untuk mencari info nama pabrik garmen terbesar di bandung ini dapat anda lakukan hanya dalam hitungan detik. Di internet anda bisa mendapatkan info nama pabrik garmen terbesar di bandung cukup banyak. Mulai dari nama pabrik skala besar maupun skala kecil. Jumlah yang ada di internet ini cukup banyak sehingga anda bisa memilih nama pabrik garmen terbesar di bandung yang sesuai dengan kebutuhan anda. Meskipun begitu anda tidak bisa melakukan pemesanan begitu saja, anda tetap harus selektif dan lebih berhati – hati lagi. Karena di internet terdapat juga nama pabrik garmen terbesar di bandung yang sudah berpengalaman dan kurang berpengalaman. Namun jika anda ingin mendapatkan nama pabrik garmen terbesar di bandung yang berkualitas dan berpengalaman. Maka kami sarankan anda bekerja sama dengan konveksi Amanah Garment. Dimana layanan kami ini sudah berpengalaman dan terpercaya. Di sini kami menerima pembuatan berbagai macam produk pakaian yang dapat di sesuaikan dengan kebutuhan anda. Kami juga di dukung oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan terpercaya. Sehingga mampu memproduksi pakaian sesuai dengan ke inginana anda. Dan kami jamin dapat selesai tepat waktu. Dengan bekerja sama kepada nama pabrik garmen terbesar di bandung tentu saja anda akan memperoleh banyak sekali keuntungan. Dan berikut ini beberapa keuntungan yang bisa anda dapatkan diantaranya Jahitan rapi Dengan dukungan SDM yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang konveksi kami ini. Tentu saja kami memiliki kemampuan untuk memproduksi berbagai jenis pakaian. Bahkan tidak hanya SDM yang berpengalaman saja. Kami juga telah didukung oleh mesin dan peralatan canggih yang memadai. Sehingga kami memiliki kemampuan untuk menghasilkan jahitan kaos yang memuaskan dan sangat tahan lama. Selain itu untuk hasil jahitan di konveksi kami ini sangat kuat dan rapi. Sehingga meskipun anda mencucinya berkali – kali, pakaian ini tetap tahan lama dan tidak mudah sobek ataupun luntur. Sehingga hal ini membuat nama pabrik garmen terbesar di bandung Amanah Garment semakin dikenal dan dipercaya oleh banyak konsumennya. Bahan berkualitas Dengan berbekal pengalaman yang sudah ada. Nama pabrik garmen terbesar di bandung Amanah Garment ini mampu melayani konsumen dengan baik. Dimana mampu menyediakan berbagai jenis bahan yang dibutuhkan oleh klien kami. Selain itu berbagai jenis bahan kami mampu sediakan sesuai permintaan konsumen. Mulai dari jenis bahan dengan kualitas baik, sedang hingga biasa – biasa saja pun anda. Sehingga konsumen dapat memilih jenis bahan yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk jenis bahan yang sering digunakan oleh konsumen adalah jenis bahan katun combed. Dimana jenis bahan ini memang terkenal berkualitas, awet dan tahan lama. Biasanya konsumen dari nama pabrik garmen terbesar di bandung kami sering menggunakan bahan ini untuk pembuatan kaos distro, kaos polo dan lain – lain. Karena bahan ini memiliki kemampuan menyerap keringat dengan baik. Harga terjangkau Dengan adanya spesifikasi produk pakaian di nama pabrik garmen terbesar di bandung Amanah Garment. Hal ini akan membuat harga produksi yang kami tawarkan jauh lebih murah dibandingkan di tempat konveksi yang lain. Namun meskipun harga kaos dan baju yang kami tawarkan ini terjangkau. Anda tetap bisa mendapatkan kualitas pakaian yang terbaik. Hal ini dikarenakan kami mendapatkan supplier bahan yang berkualitas dan terpercaya. Sehingga wajar jika bahan yang berkualitas tetap di bandrol dengan harga terjangkau. Tepat waktu Memiliki tempat nama pabrik garmen terbesar di bandung sendiri, membuat konveksi kami mampu memproduksi berbagai jenis pakaian. Dimana kami mampu menyelesaikan pakaian tepat waktu sesuai deadline. Bahkan dengan dukungan SDM dan teknologi yang canggih. Akan mampu menjaga proses pengerjaan dengan lancar, dan menyelesaikan pesanan tepat waktu sesuai deadline. Jadi anda tidak perlu khawatir jika ingin melakukan pemesanan baju dalam jumlah yang cukup banyak. Apalagi untuk kapasitas produksi pakaian kami ini besar, sehingga dapat menampung berapa pun jumlah pakaian yang ingin anda pesan. Tidak hanya di situ saja, kami juga menerima konsultasi kepada konsumen yang ingin sharing mengenai produk yang akan mereka pesan. Dengan begitu dapat mengurangi kesalahpahaman saat melakukan pemesanan. Nama Pabrik Garmen Terbesar Di Bandung Yang Terpercaya Mencari nama pabrik garmen terbesar di bandung yang berkualitas dan juga berpengalaman. Memang susah – susah gampang untuk dilakukan. Namun anda tidak perlu khawatir jika ingin melakukan pemesanan. Anda dapat mempercayakan kepada nama pabrik garmen terbesar di bandung Amanah Garment. Dimana layanan kami ini memang sudah terpercaya dan berpengalaman. Jasa konveksi kami ini sudah berdiri selama 11 tahun dalam bidang ini. Lebih tepatnya kami sudah berdiri sejak tahun 2017. Sehingga dari segi kualitas dan pelayanan yang kami miliki ini tidak perlu diragukan lagi. Amanah Garment memiliki kapasitas produksi yang cukup besar. Sehingga mampu menampung berapa pun jumlah pakaian yang anda pesan. Untuk pakaian yang dipesan konsumen di tempat kami ini cukup beragam. Mulai dari kaos polo shirt, kaos distro, kaos raglan, kaos partai, kaos kampanye, kemeja dan masih banyak lagi yang lain. Untuk pemesanan pun dapat dilakukan baik secara langsung maupun secara online. Untuk proses pengerjaan kami ini cepat, karena telah di dukung oleh SDM berpengalaman serta teknologi canggih. Sehingga anda tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk melakukan pemesanan. Kami juga menerima pemesanan dengan desain sendiri. Sehingga anda bisa mewujudkan pakaian kaos seperti yang anda inginkan. Sebelum melakukan pemesanan, kami sarankan anda berkonsultasi dahulu. Jadi jangan ragu menjadikan Amanah Garment sebagai nama pabrik garmen terbesar di bandung dan dapatkan penawaran menariknya.
Bandung tidak hanya menjadi tujuan wisata kekinian. Bagi yang senang belanja, sejak lama Bandung punya deretan factory outlet FO. Alasannya karena factory outlet punya barang bekualitas dengan harga ramah di kantong. Sampai-sampai peminat factory outlet di Bandung tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga warga negara lain seperti Malaysia. Di factory outlet pengunjung bisa menemukan berbagai produk fashion bagi wanita, pria maupun anak-anak. Termasuk pakaian kasual, baju tidur, celana olahraga hingga gaun pesta. Ada pula factory outlet yang mengkhususkan diri pada produk sepatu dan tas. Jadi wisatawan bisa pilih sesuai kebutuhannya. Nah jika berencana ke Bandung, berikut sembilan rekomendasi factory outlet yang bisa kamu datangi. 1. Rumah Mode Rumah Mode banyak dipilih karena koleksinya yang lengkap Foto Kebanyakan traveler tentu kenal dengan Rumah Mode. Sebab factory outlet ini banyak dijadikan pilihan utama saat hendak berbelanja di Bandung. Apalagi Rumah Mode juga didesain dengan nuansa yang nyaman dan asri. Sehingga bikin betah berlama-lama di sini. Koleksinya pun lengkap, mulai dari pakaian anak hingga dewasa. Bahkan sebagian merek terkenal dunia bisa ditemui di Rumah Mode berupa produk sisa ekspor. Tidak hanya baju, ada pula tas, pernak-pernik maupun sepatu di factory outlet ini. Lapar sehabis belanja? Tak usah khawatir, karena ada banyak pilihan makanan di area Rumah Mode. Bagi yang membawa anak, ada pula area bermain di sini. Wajar jika Rumah Mode ramai pengunjung khususnya di akhir pekan. Jl. DR. Setiabudi No. 41, Pasteur, Sukajadi, Bandung 2. Heritage Heritage mudah dikenali dari bentuk bangunan yang bernuansa kolonial Foto Heritage sudah lama berdiri di Bandung. Sesuai namanya, bangunan factory outlet ini pun tampak bernuansa kolonial. Gedungnya berlapis cat putih dengan pilar-pilar tinggi gaya Eropa. Bangunan tersebut konon merupakan peninggalan dari abad ke-19. Meski begitu, Heritage tidak menawarkan koleksi barang kuno. Tapi tetap mengikuti tren saat ini. Ada pakaian sehari-hari, blazer hingga baju tidur. Pencinta fashion juga bisa menemukan barang branded di Heritage. Factory outlet ini punya cabang di Jakarta. Jl. Martadinata No. 63, Citarum, Bandung 3. Blossom Blossom punya pilihan pakaian hingga aksesoris dengan harga bersaing Foto Di kawasan Dago, ada banyak factory outlet. Salah satunya Blossom Factory Outlet yang sudah berdiri sejak 2003. Meski berada di lokasi yang strategis, Blossom menawarkan koleksi dengan harga bersaing. Di sini pengunjung bisa menemukan pakaian hingga aksesoris untuk wanita maupun pria. Selain itu tersedia juga pilihan tas, sandal dan sepatu. Kalau ingin mengisi perut, tinggal mampir ke tempat makanan di sekitarnya. Ada pula minuman dan jajanan khas Bandung. Jl. Ir. H. Juanda No. 112, Lebakgede, Bandung Baca Juga Berburu 7 Kuliner Malam di Bandung yang Enak dan Murah 4. Level Level menyediakan fasilitas tempat bermain anak Foto Bila ingin mencari factory outlet yang luas, Level bisa kamu jadikan pilihan. Di sini ada berbagai pilihan lengkap dengan harga lebih miring. Fasilitas yang disediakan juga membuat pengunjung nyaman seperti tempat bermain anak hingga area makan. Bagi yang membawa kendaraan sendiri, Level punya lahan parkir cukup besar. Jl. Ir. H. Juanda No. 138, Lebakgede, Bandung 5. Paberik Badjoe Paberik Badjoe punya koleksi brand terkemuka Foto Paberik Badjoe tidak berlokasi di pusat kota Bandung. Namun aksesnya masih tergolong mudah. Factory outlet ini punya interior bertema masa lampau. VW tua ikut menghiasi tempat display baju di Paberik Badjoe. Untuk koleksinya, Paberik Badjoe punya pilihan brand terkemuka di Indonesia seperti The Executive, et cetera, Colorbox, Wrangler, Lee, Tira dan lainnya. Termasuk pakaian dengan ukuran cukup besar berharga terjangkau. Pabrik Badjoe juga menyediakan tempat kuliner bagi para pengunjung di Gerobak Kuliner Pabrik Badjoe. Di area kompleks Pabrik Badjoe dapat ditemui Adidas Outlet Store. Jl. Seokarno Hatta No. 573, Gumuruh, Batununggal, Bandung 6. Seximo Boutique Couture Seximo lebih berfokus pada pakaian formal Foto Foursquare Tempat ini berlokasi tak jauh dari factory outlet ternama lainnya. Meski begitu, Seximo cukup berbeda dari factory outlet kebanyakan. Seximo justru menawarkan pakaian untuk acara formal dan semi formal. Misalnya saja jas, blazer, gaun pesta, dan aksesoris lainnya. Seximo bisa jadi tujuan bagi kamu yang mau menghadiri pesta atau event penting. Jl. Ir. H. Juanda No 106, Lebakgede, Bandung Baca Juga Rekomendasi 7 Wisata di Lembang, Bandung untuk Liburan Akhir Pekan 7. For Men For Men khusus menjual pakaian hingga aksesoris pria Foto nurjanah wahyuningsih/Google For Men sudah berdiri sejak tahun 2004. Factory outlet ini fokus menyediakan kebutuhan fashion pria. Mulai dari kemeja, kaos, jas, jaket, celana, sepatu dan aksesoris lainnya. Perlengkapan outdoor juga bisa ditemui di sini. Selain sisa ekspor, ada pula produk brand lokal. Sehingga bisa jadi destinasi yang tepat bagi para pria. Jl. Ir. H. Juanda No. 14, Lebakgede, Bandung 8. Passion Passion punya pilihan baju pria maupun wanita Foto Tripadvisor Passion menyediakan berbagai pilihan bagi pengunjung. Koleksinya cukup banyak dengan harga terjangkau. Baik untuk wanita, pria maupun anak-anak. Selain pakaian, tersedia juga tas dan sepatu di factory outlet ini. Passion juga didukung tempat yang nyaman dan lokasi strategis. Jl Martadinata No. 36, Bandung 9. House of Donatello House of Donatello dapat menjadi tujuan pemburu tas dan sepatu Foto Factory outlet ini menjual produk berbahan kulit. Antara lain seperti tas, dompet, jaket dan aksesoris lainnya. Sepatu termasuk yang paling banyak mendominasi factory outlet ini. House of Donatello juga diminati wisatawan dari luar Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 104, Lebakgede, Bandung Baca Juga Rekomendasi 7 Hotel Terbaik di Dekat Stasiun Bandung, Harga Mulai Rp 300 Ribuan! Meski factory outlet tidak sepopuler beberapa tahun lalu, namun tempat berbelanja ini masih diperhitungkan para wisatawan. Jadi tidak ada salahnya berburu baju dengan harga terjangkau di factory outlet saat sedang berlibur ke Bandung. Maya Safira
Cuaca terik dan berdebu bakal menyambut siapapun yang berniat menyusuri deretan toko kain di kawasan Cigondewah. Wujud toko itu beragam, ada yang berupa ruko bertingkat, hingga kios sepetak yang kusam akibat rutin terkena debu jalanan. Kondisi jalan cukup sempit, terkadang kita harus berjalan kaki di tengah aspal yang ramai lalu lalang kendaraan roda dua maupun roda empat akibat ketiadaan trotoar. Seharusnya, kondisi macam ini sulit menerbitkan keinginan belanja. Nyatanya, pasar ini senantiasa ramai, bahkan di masa pandemi. Pasar kain Cigondewah, berada di sebelah barat daya kota Bandung, merupakan salah satu pasar kain terbesar Jawa Barat, selain Pasar Baru dan Pasar Tegal Gubug di Cirebon. Reputasi Cigondewah mulai dikenal publik sejak awal dekade 1990’an, berkat persediaan kain yang tidak lazim. Di pasar ini, mayoritas konsumen sengaja berburu kain yang kerap dicap sebagai limbah pabrik. Kain limbah, biasa dijuluki BS, adalah sisa buangan pabrik teksil dan garmen yang seharusnya dihancurkan karena ada cacat produksi, atau tak lolos standar ekspor. Namun, sebagian pegawai pabrik dan pedagang ritel secara kreatif menjual kembali kain macam itu. Kain BS diminati karena harganya sangat terjangkau, dapat dibeli dalam partai kecil secara meteran maupun kiloan, serta bisa juga dibeli dalam wujud roll gulungan. Warga melintasi ruas jalan yang membelah pertokoan pasar kain Cigondewah, Bandung, Jawa Barat. Foto oleh Iqbal KusumadirezzaKain BS sebetulnya punya reputasi miring. Melesatnya perkembangan industri fashion secara global berbanding lurus dengan semakin tercemarnya lingkungan. Pada 2015, setidaknya lebih dari 100 miliar potong pakaian diproduksi di seluruh dunia dalam satu tahun, merujuk penelitian Ellen McArthur Foundation. Sebanyak 12 persen total pakaian yang terproduksi tidak terjual, dan akhirnya menjadi limbah yang mencemari wilayah daratan dan laut. Menurut penelitian terbaru, baru 1 persen dari total pakaian yang diproduksi di seluruh dunia dalam setahun berhasil didaur ulang. Sisanya, berupa limbah BS, terlanjur terbuang ke laut. Bahkan, ada tumpukan limbah kain yang ditemukan di pesisir Pulau Saparua, Maluku, yang relatif jauh dari pusat pabrik harus diakui, para pelaku pasar di Cigondewah secara tidak langsung mengurangi luapan limbah industri yang mengancam ekosistem Tanah mulanya Cigondewah merupakan desa kecil dengan luas tak lebih dari 400 hektare. Seiring pemekaran Kota Bandung tahun 1982, wilayah ini dipecah menjadi dua, terpisah di bawah kendali administratif Kota Bandung Cigondewah Kaler dan Kabupaten Bandung Cigondewah Hilir. Sebelum pasar kain mendefinisikan identitas Cigondewah kiwari, mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah bertani padi atau bercocok tanaman sayur mayur seperti kangkung, mentimun, tomat, hingga cabai merah. Perkenalan awal masyarakat Cigondewah dengan bisnis kain dimulai dari munculnya beberapa pedagang karung goni lokal, yang dibutuhkan petani. Produksi karung goni itu berasal dari daur ulang limbah plastik pabrik. Para perintis bisnis daur ulang itu nantinya mengenal limbah lain, yakni sisa kain dari pabrik tekstil dan garmen. Salah satunya adalah Haji Asep. Bersama mendiang Haji Bandi dan Haji Usin, Asep dikenal sebagai pionir perdagangan kain BS di Cigondewah. Saat masih menggeluti bisnis daur ulang plastik, dia melihat margin keuntungan penjualan ulang kain limbah tekstil jauh lebih menggiurkan. Terutama karena kain macam itu sebenarnya masih sangat layak digunakan konsumen dan permintaan pasarnya cenderung konstan.“Dagang kain BS lebih untung daripada berdagang barang-barang bekas ataupun pengelolaan limbah pabrik lain yang didaur ulang,” ujarnya, saat ditemui VICE di kediamannya, daerah Cigondewah Kaler. “Tiap musim menjelang hari raya Idul Fitri atau saat tahun ajaran baru sekolah, penjualan [kain BS] bisa melonjak tiga atau empat kali lipat.” Asep, bersama kompetitornya pada dekade 90’an, akhirnya terjun sepenuhnya menjadi “bandar kain”. Kesuksesan Asep mendorong masyarakat lainnya turut meramaikan bisnis kain di Cigondewah. Masa jaya Cigondewah pun dimulai. Permintaan kain BS konsisten tumbuh sepanjang kurun 2000-2015. Asep ingat, salah satu toko yang dia kelola pernah meraup omzet hingga Rp25 juta setiap harinya. Omzet paling besar, menurut Asep, dihasilkan dari kain-kain sisa bahan-bahan jacket, jas hujan, hoodie biasanya terdiri dari taslan balloon, polyester, gore tex, fleece serta bahan kemeja dan celana seperti misalnya drill, kanvas, katun organic, katun twill, atau polyamide.“Tiap satu bulan saya dapat suplai kain sisa pabrik tekstil atau garmen mencapai 80 hingga 100 roll kain, dengan beragam jenis bahan.”Dua orang pekerja berusaha menarik gulungan kain di salah satu toko pasar kain Cigondewah. Foto oleh Iqbal KusumadirezzaEkosistem perdagangan kain limbah pabrik ini sudah terjalin dengan erat. Banyak sekali pabrik garmen di Jawa Barat, menurut pengakuan Asep, rutin mengirim kain BS ke para pedagang Cigondewah. Pabrik kesohor macam Indorama, Kahatex, Bajatek, Panasia, Shinta Indah Jaya, hingga Pulau Intan memutar kembali sisa kain produksi mereka ke pasar kain tenar di Bandung tersebut. Tak semua pedagang menggeluti penjualan kain BS begitu saja ke konsumen. Saiful, pemain lain di Cigondewah, termasuk yang berusaha mengolah lagi kain BS maupun bahan sisa tekstil menjadi bahan jaket dan jas hujan. Secara tidak langsung, Saiful menjadi bagian dari mata rantai penting bisnis fashion Jawa Barat. Beragam merek pakaian outdoor lokal, maupun distro di Bandung yang memproduksi jaket, saat ini telah menjadi pelanggan setia di toko tak hanya mendapat kain sisa dari pabrik lokal. Beberapa bahan impor berasal dari Jepang dan Korea Selatan, berupa sisa produksi jaket outdoor dari merek ternama seperti Columbia, Patagonia, atau The North Face. Mayoritas limbah kain yang dia dapat berupa grade A, artinya tidak terdapat cacat potong saat produksi. “Dalam satu bulan bisa dapat bahan-bahan impor antara 30 roll hingga 40 roll kain,” urai Saiful. Salah satu pembeli rutin kain-kain Cigondewah adalah Uus Sofyanda, pengusaha konveksi yang menjadi mitra beberapa merek outdoor lokal Jawa Barat. Pengusaha 38 tahun itu sudah rutin berbelanja kain di Cigondewah sejak 2008, bahkan sebelum dia memulai bisnis dari sisa produksi pabrik tekstil macam ini yang marak dijual lagi oleh pedagang di Cigondewah. Foto oleh Iqbal KusumadirezzaMenurutnya, Cigondewah adalah pasar terbaik untuk mendapat bahan jaket dan jas hujan dengan harga miring, bahkan dalam skala nasional. Ada banyak pilihan kain bahan gore tex maupun taslan balloon tersedia di Cigondewah, yang tidak harus berasal dari limbah impor. ”Kualitas bahan-bahan material kain sisa produk lokal ini tidak kalah dengan produk bahan impor,” ujar Uus. Satu-satunya keunggulan kaim limbah impor, buat Uus, adalah untuk jenis gore tex. Kain macam ini, jika awalnya diproduksi di luar negeri, memiliki bahan lapisan dalam tidak tembus air yang lebih rapat. Asep, Saiful, atau Uus tidak menyadari mereka berada dalam jalinan industri yang unik. Mereka juga tak memiliki misi melindungi lingkungan, sekalipun praktik bisnis di Cigondewah merupakan penerapan prinsip reuse terhadap pakaian sisa yang dicap sebagai limbah Saiful, yang kini berusia 38 tahun, hanya percaya satu hal dia ingin meniupkan nyawa baru pada bahan kain buangan menjadi bahan jaket. Yang dia lakukan pada akhurnya memberi nilai tambah pada bisnis kain BS, sekaligus menghidupkan geliat bisnis fashion ritel lokal. “Bahan jaket selalu ada pembeli setiap harinya,” kata Saiful, dengan nada optimis.
Mendung mulai menggantung jelang maghrib, namun kesibukkan salah satu toko kawasan tengah Kota Bandung itu seakan menandai hari baru mulai. Ukuran tokonya 3 x 3 meter, serupa kamar kos yang hanya memuat satu tempat tidur. Tapi itu jelas bukan kamar kos, karena wujudnya lebih menyerupai gudang pakaian dan pakaian digantung rak, kebanyakan jaket tebal dan hoodie dengan berbagai merek, model, warna, dan bahan. Sementara baju-baju dengan bahan yang lebih tipis ditumpuk di sisi rak, sepanjang dinding ruangan mungil tersebut. Ada juga celana joger, hot pants, sport bra, legging, yang dijejalkan dalam plastik-plastik transparan dan digeletakan di lantai. Semuanya adalah produk garmen dari merek-merek fashion ternama dunia, di antaranya Columbia, Champion, Tommy Hilfiger, GAP, The North Face, Old Navy, Pull&Bear, dan banyak lagi lainnya. Di bawah rak, terdapat tumpukan tas dengan berbagai model, seperti travel bag atau daypack. Semuanya juga keluaran merek-merek merek itu belum termasuk pemandangan dinding ruangan yang dilapisi kayu diubah menjadi rak sepatu, memajang berbagai model, ukuran, dan merek yang bisa bikin sneakerhead manapun tergiur. Kalian mudah menemukan koleksi Adidas, Under Armour, Nike, Asics, Karrimor, hingga New Balance. Semuanya adalah sepatu “asli”, bukan tiruan. Kenapa diberi tanda kurung? Karena mayoritas barang dalam toko tersebut adalah puncak gunung es perputaran ekonomi unik dari limbah industri garmen dan tekstil di negara toko sekaligus gudang mungil tersebut biasa dijuluki Capung. Dia meminta nama aslinya tidak ditulis untuk keamanan dan privasi. Matanya tak berhenti memandangi layar ponselnya. Hujan turun amat lebat setelah maghrib, tapi Capung tak peduli. Isi layar ponselnya lebih penting ketimbang cuaca Kota Bandung yang tidak menentu selama pertengahan Februari 2022 ketika kami ini pemandangan kios mungil milik capung yang menjual sepatu hingga hoodie reject. Foto oleh Iqbal KusumadirezzaKedua jempol Capung bergerak cepat di layar ponselnya, membalas beberapa pesan yang masuk. Berkali-kali juga dia mengarahkan asisten tokonya, Ogie, mengemas barang yang akan dikirim ke pembeli.“Setiap hari pasti kirim barang,” katanya kepada VICE. Sore itu, dia dan Ogie sedang bersiap mengirim beberapa pasang sepatu dan pakaian untuk pelanggan dari luar kota, bahkan di luar pulau. Mereka juga beberapa kali mendapat kiriman paket dari hampir enam tahun Capung membuka toko sekaligus gudang fashion serba ada yang mungil itu di Bandung. Jarang sekali ada pelanggan yang datang, sebab mayoritas transaksi terjadi via memulai usahanya pada 2011, semasa dia memulai hobi mengoleksi sneakers bermerek. Buat Capung memiliki sepatu produksi terbatas dari Adidas atau Nike Air Jordan adalah kebanggaan tersendiri. Namun, cintanya pada beberapa sneakers tertentu kerap terpentok modal. Sneakers merek ternama lazimnya dipatok dengan harga di atas Rp1 juta. Harga akan semakin mahal ketika seri atau modelnya sudah langka, seperti misalnya Adidas Beckenbauer, SL 72, atau Dragon. “Yang jadi masalah kan barang bermerek itu harganya selangit, ya. Kalau beli di outlet [resmi] udah jelas budgetnya mepet,” kata Capung. Akhirnya, mengandalkan sense of fashion-nya, Capung berburu barang-barang incarannya ke Pasar Taman Puring, surga bagi pecinta fashion dengan budget Taman Puring terletak di kawasan Mayestik, Jakarta Selatan, kerap diserbu penggemar merek-merek fashion kenamaan karena harga jualnya miring. Hampir seluruh merek ternama dapat ditemukan di sana, mulai dari barang tiruan, atau yang orisinal namun dijual oleh pemilik lamanya, serta barang asli, tapi hadir lewat jalur produk reject’. “Makanya untuk belanja butuh sense of fashion, supaya tidak tertipu membeli barang palsu. Material, jahitan, sampai bau lem yang digunakan merek original biasanya beda,” dia sangka, kebiasaan berburu sneakers-sneakers itulah yang membuka jalan lelaki kelahiran 39 tahun itu merintis karir jadi pengusaha. Satu hari, mendadak Capung membutuhkan uang. Sayang, isi rekeningnya tidak mencukupi hingga dia teringat memiliki belasan sneakers bermerek. Ide untuk menjual salah satu koleksinya pun muncul. “Waktu itu pasang penawaran di [Forum] KasKus lengkap sama fotonya, ternyata banyak yang repsons dan akhirnya laku,” kata situ, Capung mulai tertarik untuk bisnis online, khusus sneakers. Harga yang ditawarkan pun beragam tergantung dari model dan juga merek, dengan margin keuntungan seringkali hanya Rp100 ribu per pasarnya mulai terbentuk, Capung kian giat berjualan. Dari yang semula hanya menjual sepatu, Capung mulai menjual pakaian bermerek. Tiga tahun, Capung mengawali bisnis jual beli barang-barang bermerek di Jakarta sembari tetap menjadi karyawan sebuah perusahaan. Sampai akhirnya dia memilih keluar dari zona nyaman, resign dari pekerjaannya, dan hijrah ke Bandung melebarkan bisnis. “Bandung adalah pasar terbesar ketika awal saya jualan di KasKus,” mulanya tidak pernah mengetahui muasal barang-barang yang dia jual. Hijrah ke Bandung membuatnya lebih memahami bagaimana rantai ekonomi produk fashion “asli” ini merupakan salah satu pusat industri manufaktur fashion terbesar di Asia Tenggara, setelah Thailand dan Vietnam. Kementerian Perindustrian mencatat, terdapat 323 perusahaan garmen serta tekstil yang terdaftar di negara besarnya jumlah tenaga kerja yang diimbangi dengan mutu kerja, membuat berbagai perusahaan mode dunia memercayakan produksi pakaian, tas dan sepatunya ke pabrik garmen di ketentuan, barang-barang yang diproduksi harus melewati proses Quality Control QC. Hasil produksi yang lolos QC akan dikirim kembali kepada buyer, sementara hasil produksi yang tidak lolos atau “reject”, yang berarti wajib dimusnahkan. Alih-alih dimusnahkan barang-barang reject tersebut kembali dipasarkan, dan Capung adalah salah satu pembelinya. Meski dia mengaku sebagai tangan kedua’ alias reseller, dan tidak tahu dari pabrik mana barang-barang jualannya berasal, tapi dia paham bila praktik jual beli yang dilakukannya berpotensi melanggar hukum. Barang yang dia jual tidak diniatkan beredar di Indonesia, serta seharusnya sudah hoodie reject diproduksi di Jabar yang seharusnya dihancurkan, justru dipajang salah satu toko pakaian online di Bandung. Foto oleh Iqbal KusumadirezzaNamun usaha tersebut terus dia lakoni, mengingat besarnya permintaan untuk barang-barang bermerek dengan harga miring di Indonesia. “Apalagi karakter orang Indonesia kan serba sayang’. Sayang bajunya masih bisa dipakai, sayang sepatunya masih bagus. Daripada dibakar, mending dijual lagi,” imbuh Capung, sembari risiko itu, Capung memilih untuk membeli barang dalam jumlah sedikit dari beberapa suplier. Dia juga memutuskan untuk tidak membuka cabang untuk omzet Rp3 juta–Rp5 juta per bulan, Capung mengaku cukup puas dengan usahanya sekarang. Warga Bandung Timur itu juga lebih memilih mengembangkan usahanya di bidang lain. “Kemarin baru membuka laundry sepatu. Saya pikir, sebagai penjual sepatu kenapa tidak sekalian membuka jasa untuk perawatan sepatunya sekalian,” hanya satu dari beberapa pedagang kecil yang menjalani jual beli pakaian, tas, dan sepatu yang seharusnya tidak untuk dijual kembali. Namun skala bisnisnya bahkan tak seberapa jika dibandingkan beberapa toko fashion di Bandung biasa disebut factory outlet yang menjual barang-barang bermerek, yang asal usul produksinya sulit dilacak. Paling tidak, bisa dipastikan bila mayoritas produk yang memuat merek ternama sebetulnya barang reject untuk pasar ekspor. Label kondisi reject QC seringkali masih tertempel di jaket atau sneakers mendapati sebuah merek celana jeans yang dijual di factory outlet ternama Bandung dibanderol Rp150 ribu. Padahal, jika mengacu ke informasi situs resmi, harga celana jeans jenis tersebut seharusnya Rp400 ribu, hingga Rp2 juta. Modus serupa bisa ditemukan dari penjualan beberapa kemeja dari jaringan ritel fashion kenamaan dunia, yang biasanya cuma kita temukan di mal menengah atas Jakarta. Di sebuah Factory Outlet, kemeja dari merek niche ada yang dijual dengan kisaran harga Rp150 ribu sampai Rp200 ribu. Jauh lebih rendah dari harga yang dicantumkan di situs-situs resmi rumah mode dunia satu factory outlet di Bandung yang menjual produk macam itu adalah Rumah Mode. Namun saat dikonfirmasi VICE, juru bicara FO tersebut enggan dimintai keterangan tentang muasal baju-baju bermerek yang mereka jual, dengan alasan termasuk “rahasia perusahaan”.Bisnis Gelap yang Terlanjur Mengakar Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan jumlah pabrik tekstil dan garmen terbanyak di Tanah Air. Ada lebih dari 180 pabrik dari sektor tersebut yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, tersebar di berbagai kota dan pabrik tersebut dipercaya oleh beberapa rumah mode dunia untuk memproduksi beragam produk fashion. Berdasarkan keterangan dari Iwang, pegawai gudang salah satu pabrik garmen di Jawa Barat, proses produksi satu model baju biasanya dilakukan per musim atau empat bulan sekali, menyesuaikan dengan kondisi iklim negara subtropis seperti Amerika dan Eropa. “Jumlah produksi baju tidak tetap, tentu saja mengikuti permintaan dari perusahaan pemegang merek,” kata lelaki berusia 46 tahun tersebut, yang meminta namanya tidak ditulis lengkap untuk artikel buyer mengirimkan desain berikut materialnya seperti benang, kancing, retsleting, dan kainnya. Sementara pabrik hanya menerima pekerjaan dengan skema CMT atau maklun. Artinya, pabrik hanya melakukan jasa pembuatan produk garmen mulai dari proses memotong kain, menjahit, hingga mengepak produk. Tidak jarang, buyer hanya mengirimkan desain dan memercayakan bahan kepada pabrik dengan spesifikasi tertentu. Material inilah yang juga menjadi salah satu penentu harga jual produk, termasuk harga jual produk reject.“Harga jaket dan celana reject lebih mahal daripada hoodie, kaos, kemeja atau barang reject lainnya,” terang jaket bulu angsa untuk ekspor yang dipajang di etalase pabrik garmen di Bandung, Jawa Barat. Foto oleh Iqbal KusumadirezzaIwang membenarkan adanya praktik jual beli barang reject di tempatnya bekerja. Bahkan praktik ilegal tersebut sudah dilakukan sejak 2005. Ketika itu, produk reject yang dijual hanya jenis jaket, mengingat pabrik tempatnya bekerja kerap memproduksi jaket outdoor merek ternama. Seiring dengan bertambahnya model pakaian yang diproduksi, maka varian produk reject pun bertambah. Mulai dari kemeja, kaos, berbagai model celana, hoodie, sweater, dan product reject jumlahnya tidak pernah tetap. Ada kalanya bisa mencapai 500 pcs, hingga pcs per model. Tak jarang juga jumlahnya cuma 100 pcs hingga 200 pcs per barang tidak lolos QC atau disebut reject, karena ada bagian jahitan yang tidak rapi, kancing yang hampir lepas, dan lainnya. Namun selebihnya, produk tersebut masih layak juga termasuk sample atau barang contoh yang dikembalikan buyer ke pabrik. Biasanya, sebelum proses produksi dimulai, pabrik akan mengirim contoh barang sesuai desain dari buyer. Jumlah sample bisa mencapai hingga pcs per model. “Produk sample dikirim ke perusahaan yang order, kalau lolos QC di sana barang tidak akan dikembalikan. Tapi jika tidak lolos, sample dikembalikan ke pabrik dan masuk ketegori reject,” ungkap pegawai yang sudah bekerja lebih dari belasan tahun di pabrik garmen, Iwang paham bahwa sebenarnya barang-barang reject seharusnya dimusnahkan, dibakar atau dikubur karena statusnya limbah. Intinya barang-barang reject “haram” diperjualbelikan. Praktiknya, baju yang dilempar oleh bagian produksi ke gudang itu dikumpulkan ke supplier, dengan alasan mengganti kerugian pabrik dari barang-barang yang harusnya dimusnahkan. Keuntungan hasil jualan barang reject sebagian besar masuk kantong-kantong pribadi pegawai produksi dan mencoba mengkonfirmasi adanya praktik macam ini ke sebuah pabrik di selatan Kota Bandung. Pabrik tersebut menjadi mitra produksi untuk beberapa merek tersohor di dunia, seperti Calvin Klein dan DKNY. Juru bicara pabrik mengklaim tidak pernah terjadi praktik ilegal jual beli barang reject di tempatnya. Tag Card salah satu pakaian untuk pasar ekspor di etalase pabrik garmen di Bandung, Jawa Barat. Foto oleh Iqbal KusumadirezzaMenurut salah satu staf pabrik, pihaknya berupaya menekan jumlah barang reject seminim mungkin. Quality Control dilakukan amat ketat, mulai dari bahan yang digunakan, proses cutting, jahitan, sampai menjadi baju.“Namun dalam prosesnya banyak faktor. Karena ada proses washing, embroidery, dan lainnya yang juga bisa memunculkan bagian defect dan reject,” ujarnya, mengakui bila pabriknya tetap menyimpan sebagian produk tak lolos menilai sah-sah saja bila pabrik membantah adanya bisnis bawah tangan produk fashion reject. Tapi, dia menjamin pelakunya di area Bandung ada banyak, dan mereka leluasa beraksi selama nyaris dua dekade tanpa risiko berurusan dengan aparat hasil bisnis barang gelap ini, Iwang pernah mengantongi keuntungan Rp80 juta hingga Rp100 juta per transaksi. Tergantung jumlah barang reject yang dilempar ke gudang oleh bagian jual dari barang reject juga beragam, tergantung model. Barang reject dengan harga jual tertinggi adalah jaket, mencapai Rp20 juta hingga Rp25 juta per karung, isinya bisa mencapai 100 setel. Sementara satu karung celana dijual seharga Rp15 juta hingga Rp20 juta, dan satu karung kemeja biasanya dijual Rp8 juta hingga Rp12 juta. “Sistem beli barang-barang reject ini biasanya take all per karung. Barang hanya diecer ke orang-orang dekat saja,” kata barang-barang reject, sisa bahan produksi pakaian pun biasanya dijual karena kondisinya dianggap masih bagus hingga terlalu sayang untuk dibuang. “Pembeli barang-barang reject paling banyak dari Jakarta dan Bandung, beberapa dari Surabaya. Kalau kain sisa biasanya dijual ke bandar-bandar besar kain di Cigondewah, Bogor, dan Tangerang,” pemain hulu seperti Iwang lah, kerajaan bisnis pengecer seperti Capung terbangun. Barang reject, suka tidak suka, merupakan salah satu penggerak roda bisnis fashion di Indonesia.
pabrik pakaian di bandung